Evaluasi Kinerja Metode Interpolasi Spasial untuk Estimasi Curah Hujan:
Studi Kasus di Sumatera Utara pada Kuartal I Tahun 2025
Abstract
Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa memiliki iklim tropis dengan intensitas curah hujan yang tinggi di sebagian besar wilayahnya, termasuk Provinsi Sumatera Utara. Curah hujan (dalam mm) merupakan ukuran ketinggian air hujan yang tertampung pada permukaan datar tanpa aliran. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tiga metode interpolasi spasial Inverse Distance Weighting (IDW), Spline, dan Kriging dalam memodelkan distribusi curah hujan di Provinsi Sumatera Utara pada kuartal pertama tahun 2025. Data yang digunakan berupa curah hujan bulanan dari sepuluh stasiun meteorologi yang tersebar di wilayah studi. Setiap metode interpolasi diterapkan untuk menghasilkan model spasial curah hujan, yang kemudian dievaluasi menggunakan metrik Root Mean Square Error (RMSE) dan Mean Absolute Error (MAE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Spline memberikan hasil terbaik, dengan nilai RMSE sebesar 17.674 dan MAE sebesar 11.111, serta mampu mengidentifikasi wilayah dengan curah hujan tinggi di sekitar Stasiun Meteorologi Tobing dan wilayah dengan curah hujan rendah di sekitar Stasiun Kualanamu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Spline lebih akurat dalam merepresentasikan variasi spasial curah hujan dibandingkan metode lainnya, dan direkomendasikan untuk digunakan dalam pemetaan distribusi curah hujan di wilayah dengan keterbatasan titik pengamatan.